Menu
Nasional
Megapolitan
Daerah
Politik
Hukum
Video
Indeks
About Us
Social Media

Utang Rp92 M Lunas Setelah jadi Gubernur, Kemenangan Anies di Pilkada 2017 Beraroma Perjudian: Taruhannya Jabatan!

Utang Rp92 M Lunas Setelah jadi Gubernur, Kemenangan Anies di Pilkada 2017 Beraroma Perjudian: Taruhannya Jabatan! Kredit Foto: Instagram/Mazdjo Pray
WE NewsWorthy, Jakarta -

Pegiat sosial media Mazdjo Pray menyoroti utang mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan senilai Rp92 Miliar ketika Pilkada Tahun 2017 silam.

Ia blak-blakan menyebut bahwa klausul perjanjian utang lunas ketika jadi Gubernur itu sangat beraroma perjudian.

Baca Juga: Pengamat Bocorkan Tujuan Tersembunyi Fahri Hamzah Berteriak Soal Klarifikasi Anies Baswedan Perihal Utang Rp50 M

"Kalau kalah bayar dan kalau menang nggak bayar, itu konsep judi, kan memang begitu sederhananya. Yang kalah harus bayar itu ya judi, taruhannya jabatan gubernur," ucapnya dikutip NewsWorthy dari channel YoTube Mind TV, Selasa (14/2/2023).

Loyalis Ganjar ini kembali menjelakan bahwa bila ada dua pihak, dan pihak satu mencalonkan gubernur dan satu pihak mempertaruhkan uangnya Rp92 Miliar.

"Kalau menang jadi gubernur, maka taruhan uang itu hilang alias nggak dibayar, sementara kalau ternyata Anies kalah dan nggak jadi gubernur maka petaruh yang menang dan uang harus dikebalikan. Simpel itu taruhan namanya, dan taruhan adalah judi," imbuhnya.

Sebelumnya, Anies Baswedan mantan Gubernur DKI Jakarta dan juga Bacapres Partai NasDem angkat bicara soal utang puluhan miliar.

Ia menyebut bahwa uang puluhan miliar yang ia gunakan untuk kampanye Pilkada DKI Jakarta Tahun 2017 silam itu merupakan uang dari pendukung.

"Ada yang memberikan dukungan langsung dan kemudian disebut pinjaman, tapi sebenarnya bukan pinjaman karena itu dukungan. Dan pemberi dukungan ini meminta dicatat sebagai hutang," ucap Anies dikutip dari Channel YouTube Merry Riana, Sabtu (11/2/2023).

Mantan Mendikbud ini menyebut bahwa uang itu akan dicatat sebagai pinjaman bila Anies-Sandiaga kalah di Pilgub 2017.

Baca Juga: Kenapa Kita Harus Belajar Digital Marketing?

Penulis/Editor: Alfi Dinilhaq

Advertisement

Bagikan Artikel: