Partai Gelora Titipan Istana, Pengamat: Pemilu 2024 Jujur dan Adil Sekarang Tinggal Mimpi

Pengamat Kebijakan Publik Gigin Praginanto, menyoroti Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih yang menyerahkan sejumlah bukti dugaan kecurangan KPU dalam proses verifikasi faktual partai politik calon peserta Pemilu 2024 kepada Komisi II DPR.
Diketahui, bukti kecurangan itu adalah perintah Ketua KPU Hasyim Asy'ari dan komisioner KPU pusat lainnya yang menginstruksikan KPU provinsi untuk meloloskan Partai Gelora dalam verifikasi faktual.
Menurut Gigin, harapan Pemilu 2024 berlangsung jujur dan adil hanyalah sebuah mimpi.
Hal itu disampaikan Gigin dalam akun Twitter pribadinya, pada Jumat 13 Januari 2023.
"Bahwa Pemilu 2024 pasti jujur dan adil sekarang tinggal mimpi. Itu cuma hajatan para bandit politik yang sedang menikmati gelontoran duit dari kaum superkaya," ujar Gigin dikutip Newsworthy.
Bahwa Pemilu 2024 pasti jujur dan adil sekarang tinggal mimpi. Itu cuma hajatan para bandit politik yang sedang menikmati gelontoran duit dari kaum superkaya. https://t.co/NIOJ9fHwFy
— gigin praginanto (@giginpraginanto) January 13, 2023
Diketahui sebelumnya, Fahri Hamzah membantah tudingan Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih. Perwakilan Koalisi, Hadar Nafis Gumay dari Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit), membawa empat bukti kecurangan yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) ke Komisi II DPR pada Rabu (12/1/2023).
Bukti kecurangan itu adalah perintah Ketua KPU Hasyim Asy'ari dan komisioner KPU pusat lainnya yang menginstruksikan KPU provinsi untuk meloloskan Partai Gelora dalam verifikasi faktual. Hadar membawa bukti chat Whatsapp berupa perintah KPU pusat agar Partai Gelora bisa ikut Pemilu 2024, karena permintaan Istana.
Fahri pun balik menuding Hadar pernah melakukan perbuatan curang ketika menjadi komisioner KPU periode 2012-2017. Dia curiga dengan motivasi Hadar yang sengaja ingin menjatuhkan Partai Gelora.
"Sasaran mereka bukan penyelenggara pemilu sebab mereka juga mantan penyelenggara yang curang dulu. Rahasia mereka juga masih disimpan sama yang sedang mimpin sekarang. Jadi sasaran mereka adalah Partai Gelora. Dugaan saya mereka semua takut kami menang. Sangat takut," ujar Fahri dikutip dari Republika.co.id di Jakarta, Kamis (12/1/2023).
Dia heran dengan manuver Koalisi Sipil yang melapor persoalan KPU ke Komisi II DPR. Apalagi, dalam laporannya kumpulan lembaga swadaya masyarakat (LSM) tersebut membawa-bawa nama Istana.
"Kita ajak debat adu pikiran, malah main belakang mau main jegal. Kita kritik sistem pemilu lama eh para mantan curang sekongkol dengan pemain lama. Partai Gelora tidak takut hadapi konspirasi mereka. Marah karena gagal hentikan langkah kami sekarang mau perang terbuka. Ayo!" ucap Fahri.
Baca Juga: Kenapa Pelamar Single Lebih Berpeluang Diterima Kerja daripada yang Sudah Berkeluarga?
Penulis/Editor: Devi Nurlita
Tag Terkait:
Advertisement