Petinggi Partai Gelora yang Sering Kritik Jokowi Mendadak Berbalik Serang Anies Baswedan, Ternyata Ada Permintaan Istana...

Beredar kabar bahwa Partai Gelora bisa lolos di Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menjadi partai peserta Pemilihan Umum (Pemilu) karena ada pesanan istana.
Hal ini tentu berbanding terbalik dengan Partai Ummat yang awalnya sempat tak lolos di KPU hingga akhirnya lolos dan bisa ikuti di Pemilu 2024 nanti.
Baca Juga: Waduh! Gegara Banyak ASN Sakit Hati dan Terzalimi, Kebobrokan Anies Bakal Dibongkar..
Loyalis Anies Baswedan, Andi Sinulingga tak heran dengan kabar tersebut.
Pasalnya, Ketua KPU Hasyim Asy'ari banyak menuai kritik karena sikap dan pernyatannya ke publik.
"Gak heran. Lah Ketua KPU sendiri yang mengaku sebagai ahli maksiat," ucap Andi dikutip NewsWorthy dari akun Twitter pribadinya, Kamis (12/1/2022).
Lanjut Politisi Partai Golkar itu bahwa kini salah satu petinggi Partai Gelora yaitu Fahri Hamzah kerap melontarkan kritik keras ke Anies Baswedan.
"Yang mencolok lagi, lihat aja petinggi Partai Gelora yang biasanya keras kritik Pak Jokowi, kemudian berbalik nyerang Anies, Benur lobster lucu," ucap dia.
Sebelumnya, Sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih menyerahkan sejumlah bukti dugaan kecurangan KPU dalam proses verifikasi faktual partai politik calon peserta Pemilu 2024 kepada Komisi II DPR.
Bukti itu diserahkan ketika Koalisi mengikuti rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi II DPR di kompleks Senayan, Jakarta Pusat pada Rabu (11/1/2023). Perwakilan Koalisi, Hadar Nafis Gumay dari Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit), mengatakan, pihaknya menyerahkan empat bukti kepada Komisi II DPR.
Pertama, bukti KPU mengubah status sebuah partai yang awalnya tidak memenuhi syarat (TMS) menjadi memenuhi syarat (MS) sebagai peserta pemilu. Perubahan status itu terjadi dalam Sistem Informasi Partai Politik (Sipol) dan dalam berita acara rekapitulasi vaktual.
Kedua, bukti berupa tangkapan layar percakapan lewat WhatsApp tentang instruksi meloloskan sebuah partai. Percakapan itu diklaim terjadi antara Ketua KPU Hasyim Asy'ari dan salah seorang anggota KPU provinsi.
"Di situ menunjukkan, Ketua (Hasyim) mengatakan ada data daerah yang Partai Gelora belum memenuhi syarat. Nah di daerah ini perlu dibantu. Jadi ada kalimat dari Ketua KPU 'mohon dibantu'," ujar Hadar kepada wartawan usai RDPU di Senayan, Rabu.
Penulis/Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait:
Advertisement