Pernyataan Rektor UGM Soal Keaslian Ijazah Jokowi Bukan Membuat Urusan Selesai, Tapi Semakin Panjang, Kok Bisa?

Aktivis Gerakan Koperasi, Zulfery Yusal Koto alias Ferry Koto menyoroti diksi yang digunakan Rektor UGM Ova Emilia terkait status ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebelumnya, Jokowi digugat oleh seorang warga, Bambang Tri Mulyono dengan dugaan menggunakan ijazah palsu saat mengikuti pemilihan presiden di Tahun 2019.
Baca Juga: Soal Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Refly Harun Teriak Lantang: Ini Bukan Isu, Tapi Data
Terkait hal ini, rektor UGM menyatakan bahwa Jokowi merupakan alumni dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Tahun 1980, dan dinyatakan lulus tahun 1985.
"Atas data dan informasi yang kami miliki dan terdokumentasi dengan baik, kami meyakini mengenai keaslian ijazah sarjana S1 Ir Joko Widodo," ucapnya.
"Dan yang bersangkutan benar-benar lulusan fakultas kehutanan Universitas Gadjah Mada," lanjut Ova Emilia dalam konferensi pers.
Ferry Koto menggaris bawahi diksi 'kami meyakini' yang disampaikan rektor UGM terkait keaslian ijazah Jokowi, seharusnya Ova tidak menggunakan kata tersebut.
"Kenapa Rektor UGM ini malah pakai diksi "Kami Meyakini" soal keaslian ijazah Presiden Jokowi," ucapnya yang dikutip dari Twitter @ferrykoto, Rabu (12/10).
"Mestinya "Kami Pastikan", atau "Kami Tegaskan", ijazah tersebut asli sesuai yg dikeluarkan UGM. Wis wis. Makin panjang urusannya. Rektor tak paham diksi," sambungnya.
Rektor UGM seharusnya menggunakan diksi lebih kuat dan tidak memunculkan keraguan sedikit pun, sehingga urusan dugaan ijazah palsu Presiden bisa selesai, bukan malah semakin menimbulkan pertanyaan.
"CC @UGMYogyakarta. Rektornya di-update soal penggunakan bahasa. Kalau pakai diksi "meyakini" malah berkesan bukan UGM yg mengeluarkan," ujarnya.
"Karena bagi UGM ini bukan soal Yakin/Tidak, tapi soal kredibilitasnya dipertanyakan. Begitu ya," pungkas Ferry Koto.
CC @UGMYogyakarta Rektornya di-update soal penggunakan bahasa.
— Ferry Koto (@ferrykoto) October 11, 2022
Kalau pakai diksi "meyakini" malah berkesan bukan UGM yg mengeluarkan.
Karena bagi UGM ini bukan soal Yakin/Tidak, tapi soal kredibilitasnya dipertanyakan.
Begitu ya.
Penulis/Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement